Merancang Desain Pembelajaran Modern

Resume Materi Keduapuluh Dua
Merancang Desain Pembelajaran Modern
Tanggal : 28 April 2020
Pukul: 13.00 - 15.00
Narasumber : Dr. Paidi, M.TPd

Selamat siang pembaca, semoga masih semangat puasa sampai saat ini ya...Kuliah WAG kali ini, kita kedatangan seorang narasumber dari Bengkulu , tepatnya Ketua MKKS SMK Prov. Bengkulu. Beliau adalah Dr. Paidi, M.TPd.

Langsung kita simak penjelasan beliau tentang Merancang Desain Pembelajaran Modern.

Teknik dan pendekatan yg beliau gunakan adalah mengacu pada tokoh fenomenal bidang desain  pembelajaran yaitu Prof Dr. Atwi Suparman (mantan rektor UT) dan Dick & Carrey
Secara umum dalam mendesain pembelajaran dan sekaligus menghasilkan bahan pembelajaran secara ilmiah dpt diliat pada bagan berikut ini
Bahan lengkapnya ada pada ppt di bawah ini ya : 



Secara umum Proses perancangan desain pembelajaran terdiri dari 11 langkah yg dpt sy uraikan sebagai berikut:

Langkah 1
kita perlu mendapatkan data dan informasi guna mendapatkan masukan dari siswa/pengguna atas materi2 yg dianggap sulit atau perlu dipelajari lebih lanjut
Langkah 2
Berdsarkan data yg di dapat dari langkah 1 selanjutnya kita perlu membuat identifikasi kebutuhan peserta didik terhadap mata pelajaran / bahan yng akan kita rancang
Langkah 3
Berdasarkan data langkah 2 selanjutnya kita mulai membuat analisis instruksional/pembelajaran mata pelajaran yang akan kita rancang
Langkah 4
Seorang perancang perlu mendapatkan gambaran karakteristik peserta didik yang akan menjkadi target atau pemakai buku yg kita rancang
Langkah 5
Membuat rumusan tujuan instruksional khusus (penggunaan istilah instruksional disini berdasarkan sumber asli yg di karang oleh Dick & Carrey yaitu instructional)
Langkah 6
Melakukan penyusunan TES
Langkah 7
Membuat perencanaan strategi instruksional/pembelajaran yang akan digunakan (dalam hal ini sy merancang pembelajaran secara blended learning)
Langkah 8
Mengembangkan dan memilih bahan instruksional. Bahan pembelajaran yang dirancang dapat dibedakan menjadi 2 yaitu bahan tercetak dan bahan online. Dalam hal perancangan bahan pembelajaran (Buku) dapat digunakan teori Rothwel dan untuk bahan online bisa menggunakan teori hannafin)
Langkah 9
Setelah draft bahan tersedia selanjutnya perlu dilakukan evaluasi formatif sbb: 
1. one-to-one expert dengan melibatkan 4 orang pakar (pakar Desain, pakar Media, pakar Materi, pakar bahasa); 
2. One-to-one learner (melibatkan 3 orang siswa yang berasark dari siswa peringkat atas, menengah dan bawah); 
3. Evaluasi Small group (melibatkan sekitar 9 siswa yang berasakl dari kelompok, menengah dan bawah); 
4. Field trial yaitu tahap uji coba luas dengan melibatkan siswa sekitar 30 siswa  yang berasal dari kelompokl Atas, menengah dan bawah. Setiap tahapan muai evaluasi one-to-one, evaluasi small group akan menghasilkan namanya draft bahan pembelajaran dan setelah field trial baru dinamakan prototipe bahan pembelajaran.

Khusus untuk langkah yng terakhir Evaluasi Sumatif sifatnya tidak harus dilakukan dalam proses desain pembelajaran karena harus dilakukan oleh pihak lain.
Sedangkan untuk buku pembelajaran yang dirancang untuk keperluan penerbit bisanya pihak penerbit sudah mempunyaio format/standar tertentu. Sehingga jika penulis ingin memasukkan buku agar bisa diterbitkan oleh penerbit maka format yg digunakan harus mengacu kepada format yang digunakan oleh penerbit.
Contoh bahan pembelajaran yang di rancang dengan format Research dan versi penerbit adalah seperti berikut
Demikian sekilas cara mendesain bahan pembelajaran yang secara ilmiah dapat dipertanggungjawaban, insyallah jika tahapan di atas dilakukan secara benar maka tidak akan terjadi kasus salah gambar dll sebagaimana dahulu pernah terjadi di buku - buku yang beredar di lingkup dikbud khususnya jenjang sekolah dasar.

Bapak Paidi pernah merancangkan sebuah desain pembelajaran utk SMKN 1 Bengkulu, dimana waktu itu pihak sekolah kesulitan untuk mencari pola pembelajaran untk siswanya yg melaksanakan di industri sekitar 6 bulan, maka beliau buatkan sebuah konsep namanya blended learning dan alhamdulilah bisa digunakan dengan media yg dipakai siswa dan guru kala itu adalah Handphone. Praktek pembelajarannya memang menggabngkan antara pembelajaran di classroom dengan online. Untuk cara praktisnya sepertinya bisa ikuti alur yg ada di slide no. 7 ttg Pengembangan Blended Learning Berbasis Handphone (BLISH).
Yang dimaksud TES Formatif disini adalah tes yang dibuat (modelnya bisa multiple choice, Essay dll) atas materi yang ada di bahan pembelajaran. Tes ini dibuat oleh si perancang buku yng sebeluamnya telah melalui telaah oleh pakar dan uji validitas maupun reabilitasnya. Sedangkan Tes Sumatif dalam konsep desain ini adalah penilaian oleh lembaga lain (eksternal) atas kelayakan bahan yang dibuat oleh si Perancang buku tsb.
Software yang pernah dibuat Bapak Paidi untuk e-learning menggunakan moodle, murah meriah karena sifatnya open source. Tapi saat ini tidak bisa masuk lagi link tersebut karena sudah diserahkan ke pihak SMKN 1 Kota Bengkulu.  

Lebih lanjut Pak Paidi mengutarakan, pihak penerbit biasanya sudah punya team editor sendiri, seperti yang pernah sy lakukan untuk memperbaiki draft buku di Penerbit Salemba IV - Jakarta, sehingga buku tsb bisa dicetak/diterbitkan oleh Salemba IV. Tidak ada persyaratan minimal jumlah halamannya. Yang pasti buku tsb sudah mencakup semua materi hasil analisis pada langkah 3 dan 5.


Demikian hasil resume penulis, selamat sore selamat berkarya..

Riska Ashar Luthfia Erva
SDN Kendal Rongkop Gunungkidul DIY

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis Tentang Momen Spesial Kala Mengajar

Kolaborasi Arem-arem Dan Bakwan

Namanya Ceriping Pisang Coklat