Sambal Belut Cabe Merah Sang Keponakan


"Horeee..!! Sambal Belut kesukaanku sudah matang!!! Terimakasih, bulik", ucap keponakanku. 
Bocah umur sepuluh tahun itu memang sering minta dibuatkan macam-macam kalau ibunya sedang tidak ada di rumah. Maklum, kami tinggal satu rumah. Jadi sudah biasa minta sesuatu.
Seperti pagi itu, ketika tahu buliknya sedang libur kuliah, langsung saja request minta dibuatkan sambal belut cabe merah. 

Kupacu sepeda motor satu-satunya keluarga kami menuju pasar kecamatan. Pasar di kecamatan lumayan lengkap dan tentunya ada yang jual belut di pasar itu. Aku membeli belut 1 kilogram. Aku minta dibersihkan sekalian. Setelah belanja ini itu, aku lalu pulang.

Sampai di rumah, segera aku masak belut itu. Sesuai permintaan sang keponakan. Dasar anak suka cabe, tahu buliknya siapin 5 cabe buat bumbu, dia minta ditambahin lagi. Jadi sebelas cabe. Kenapa ganjil? Kata orang - orang tua dulu sih kalau buat sambal cabenya suruh ganjil biar tidak sakit perut. Entahlah benar atau tidaknya. Toh, mengikuti kata orang tua tidak ada salahnya kan..Hehehe...

Kurang dari satu jam kemudian, sambal belut cabe merah kesukaan keponakanku selesai dimasak. Girang sekali dia, permintaannya aku turuti. Sampai - sampai dia nambah makan 2x saking sukanya.

Kini, sang keponakan sudah tidak tinggal bersamaku lagi. Dia pergi merantau ke kota B ikut orangtuanya. Sehat selalu ya sayang, semoga Tuhan selalu menjagamu di manapun kamu berada.




Riska Ashar Luthfia Erva

Guru SDN Kendal Rongkop Gunungkidul DIY

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis Tentang Momen Spesial Kala Mengajar

Kolaborasi Arem-arem Dan Bakwan

Namanya Ceriping Pisang Coklat