Anak Kecil Penjaja Combro




"Brooo... Combrooooo....
Combroo... Combroooooo...."

Terdengar suara cempreng seorang anak menawarkan dagangannya saat aku mulai membaca buku Metodologi Pendidikan yang baru saja kubeli, sore itu. Aku memang tidak terlalu suka combro. Namun, melihat penjualnya aku jadi penasaran. Tidak seperti pedagang asongan pada umumnya. Akhirnya, kupanggil dia.

Kuamati anak laki-laki yang berdiri di luar pagar. Rambutnya tersisir rapi, kaos putih gambar tokoh sebuah film kartun, celana pendek warna biru tua, sandal jepit yang tidak terlalu buruk. Kutanya dia.

"Dik, mbak amati kamu bukan pedagang yang biasanya lewat. Apa baru mulai jualan?"

"Iya, mbak, benar", jawabnya lugas. Mbak mau beli combro?" lanjutnya.

"Oh, i..iya". Jawabku tergagap. "Bungkusin lima biji, ya. 

"Siap, mbak."

"Oya dik, memang kenapa kok jualan? Apa adik tidak dimarahi orang tuamu jualan begini? Panas - panas lagi. Trus, apa tidak sekolah?", berondongku.

"Waahh mbak, sudah seperti wartawan saja ya 😂. Begini mbak, pertama, saya jualan sudah minta izin sama abi dan umi. Kedua, saya sekolah kok. Tapi ini tadi pas libur, kebetulan kakak kelas enam sedang ujian jadi kelas yang lain diliburkan. Dan terakhir, saya jualan karena memang kemauan saya mbak. Salah seorang temanku kemarin lusa rumahnya kebakaran mbak. Semua barang terbakar hampir tak tersisa. Saya berniat membantu temanku itu mbak. Minta abi atau umi sudah pasti dikasih sebenarnya. Tapi saya tidak mau mbak. Ya, memang tidak banyak sih hasil jualanku ini, tapi setidaknya ini hasil usaha saya sendiri, " jawabnya panjang lebar.

Jleb. Aku terperangah. Di zaman seperti ini, di era anak - anak lebih suka bermain gadget atau berjam - jam di depan monitor, masih ada seorang anak yang memiliki kepedulian luar biasa, solidaritas yang tinggi dari seorang anak berkaos putih, seorang anak penjaja combro.



Siang itu, di teras rumah.

Riska Ashar Luthfia Erva
Instansi : SDN Kendal Rongkop Gunungkidul DIY



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis Tentang Momen Spesial Kala Mengajar

Kolaborasi Arem-arem Dan Bakwan

Namanya Ceriping Pisang Coklat